ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, DAN
KEMISKINAN
1.ILMU PENGETAHUAN
Di kalangan ilmuwan
ada keseragaman pendapat, bahwa ilmu itu selalu tersusun dari pengetahuan secara teratur, yang diperoleh
dengan pangkal tumpuan (objek) tertentu dengan
sistematis, metodis, rasional/logis, empiris, umum, dan akumulatif. Pengertian pengetahuan sebagai istilah filsafat
tidaklah sederhana karena
bermacam-macam pandangan dan teori (epistemologi), di
antaranya pandangan Aristoteles, bahwa pengetahuan merupakan pengetahuan yang dapat diinderai dan dapat
merangsang budi.
Pembentukan ilmu akan berhadapan dengan objek yang merupakaan bahan dalam penelitian, meliputi objek
material sebagai bahan yang menjadi
tujuan penelitian bulat dan utuh,
serta objek formal, yaitu sudut pandangan yang
mengarah kepada persoalan yang menjadi pusat perhatian. Langkah-langkah
dalam memperoleh ilmu dan objek ilmu meliputi rangkaian kegiatan
dan
tindakan. Dimulai dengan pengamatan,
yaitu suatu kegiatan yang diarahkan kepadafakta yang mendukung apa yang dipikirkan untuk
sistemasi, kemudian menggolong-golongkan dan membuktikan dengan cara
berpikir analitis, sintesis, induktif, dan deduktif. Yang terakhir ialah
pengujian
kesimpulan
dengan menghadapkan fakta-fakta
sebagai upaya mencari berbagai hal yang merupakan pengingkaran.
2. TEKNOLOGI
Teknologi sebagai suatu seni (state of art) yang mengandung pengertian berhubungan dengan proses
produksi; menyangkutcara bagaimana berbagai sumber, tanah, modal,
tenaga kerja dan keterampilan
dikombinasikan
untuk
merealisasi tujuan produksi. "Secara konvensional mencakup penguasaan dunia fisik dan biologis,
tetapi secara luas juga
meliputi teknologi
sosial, terutama teknologi sosial pembangunan (the social technology
of development) sehingga teknologi itu adalah metode sistematis
untuk mencapai setiap
tujuan insani." (Eugene Staley, 1970).
Teknologi memperlihatkan fenomenanya dalam masyarakat sebagai hal impersonal dan memiliki otonomi
mengubah setiap bidang kehidupan manusia menjadi lingkup teknis. Jacques
Ellul dalam tulisannya berjudul "The Tech•
nological Society" (1964) tidak mengatakan teknologi tetapi teknik,
meskipun arti atau maksudnya
sama.
3. ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI DAN NILAI
Ilmu pengetahuan dan teknologi sering dikaitkan dengan nilai atau moral.
Hal ini besar perhatiannya tatkala dirasakan dampaknya
melalui kebijaksanaan
pembangunan, yang pada hakikatnya
adalah penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Penerapan ilmu pengetahuan khususnya
teknologi sering kurang memperhatikan
masalah nilai, moral atau segi-segi manusiawinya. Keadaan
demikian tidak luput dari falsafah
pembangunannya itu sendiri, dalam menentukan pilihan antara orientasi produksi dengan
motif ekonomi yang kuat, dengan orientasi
nilai yang menyangkut
segi-segi kemanusiaan yang
terkadang harus dibayar lebih
mahal.
4. KEMISKINAN
Kemiskinan lazimnya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan
untuk
memenuhi kebutuhan hidup
yang
pokok. dikatakan berada di bawah
garis kemiskinan apabila pendapatan tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling pokok
seperti pangan, pakaian, tempat berteduh, dll.
Kemiskinan merupakan tema
sentral dari perjuangan bangsa, sebagai inspirasi dasar
dan
perjuangan akan kemerdekaan bangsa, dan motivasi fun• damental dari
cita-cita menciptakan masyarakat adil
dan
makmur.
Atas dasar ukuran ini maka mereka yang hidup di bawah
garis kemiskinan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
·
tidak memiliki faktor
produksi sendiri seperti tanah, modal, keterampilan, dsb.;
· tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh asset produksi
dengan
kekuatan sendiri. seperti untuk
memperoleh
tanah garapan
atau modal usaha:
· tingkat pendidikan mereka rendah,
tidak
sampai tamat sekolah
dasar
karena harus membantu orang
tua mencari
tambahan
penghasilan;
· kebanyakan
tinggal di desa
sebagai pekerja bebas
self
employed),
berusaha apa saja;
· . banyuk yang
hidup
di
kota
berusia muda,
dan
tidak
mempunyai
keterampilan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar